Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aku dan Kenanganmu, Ayah

Tak ada yang lebih sedih saat itu, Ayah
Kala matamu perlahan menutup
Dan napasmu tak lagi kurasa
Perihal hari itu mengisahkan
Luka dan duka yang tak berdarah
Namun, bekasnya masih terkenang
Hingga saat ini

Sejarah Peringatan Hari Ayah Nasional 12 November, Diinisiasi Paguyuban  Satu Hati, Lintas Agama - Pikiran-Rakyat.com 
 

Kamu memang bukan ayah kandungku
Darahmu tak mengalir dalam nadiku
Namun, kehilanganmu menempatkan ku
Pada sebuah patah hati; keterpurukan tiada akhir

Hingga detik ini, kenangan duka 
di Kamis pagi itu terus membayang 
seolah mengejek di antara rindu-rindu
yang telah membiru

Sekian hariku berlalu dalam sunyi
Tak lagi kutemui sosokmu
dan kini aku candu akan nasihat dan kehadiranmu

Aku menangis, Ayah
Sesedih inikah kisahku ditinggalkanmu
Saat belum sempat diri ini
Memohon maaf padamu

Sendu matamu kala itu 
Mengisyaratkan sebuah perpisahan
yang teramat pilu
Hingga tetes-tetes kesedihan itu lepas 
tanpa henti

Terima kasih, Ayah
Telah menjadi rumah terbaik bagi kami
dan ketika Tuhan memanggilmu
Kuyakin tugasmu di dunia ini telah usai.

Bab Rindu
Ambon, 25 Februari 2022😔
Oleh: Fallaqiyah Bin Thahir




1 komentar untuk "Aku dan Kenanganmu, Ayah"

  1. Seketika ku membisu, dibius kata dan kalimat penuh haru. Sakit terasa bak tersayat belati. Sabar sayang.. yg kau banggakan tlah bahagia di sana.

    BalasHapus