Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Emmeril Kahn Mumtadz dalam Pelukan Aare

Emmeril Kahn Mumtaz atau yang akrab disapa Eril, kabar tentangnya sepekan ini wara-wiri hampir di semua stasiun televisi yang  kutonton. Bukan itu saja, berita tentangnya pun banyak termuat pada halaman-halaman google yang membahas tentangnya. 

Sebelumnya aku tak pernah kenal dan tak pernah tahu tentangnya. Padahal Eril begitulah nama panggilnya adalah salah anak sulung dari Muhammad Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil yang merupakan Gubernur Jawa Barat. 

Yah, aku lebih mengenal Kang Emil ketimbang anaknya. Namun, sepekan ini aku menjadi orang yang cukup aktif mencari informasi terkait tentang keluarganya terutama anaknya yang bernama Emmeril Kahn Mumtaz. 

Namanya akhir-akhir ini sangat trending sejagat raya Indonesia, bukan karena prestasi yang diraihnya, melainkan kabar duka, dirinya hilang saat berenang bersama sang adik dan sepupunya di sungai Aare di Swiss.

Entah kenapa, aura kesedihan yang menyelimuti keluarga Eril menyelinap menyelimuti hatiku, bahkan mungkin bukan hanya diriku, namun banyak  masyarakat di luar sana yang merasakan kehilangan sama sepertiku.

Dari Awal kehilangannya hingga sepekan ini aku terus mengikuti beritanya, aku yakin banyak doa-doa baik yang terus membaur harum untuk Eril. Aku dan mereka yang lain tentunya berharap Eril kembali pulang dalam pelukan keluarganya tanpa kurang satu apapun. Namun, sejumlah harapan itu lenyap ketika pencariannya dihentikan. 

siang tadi melalui jumpa pers, pihak keluarga menyampaikan kabar duka sekaligus pemberhentian pencarian Eril. Sepekan sudah para petugas membantu mencari Eril, namun tak jua menemukan titik terang. Eril telah dipeluk Aare dengan erat bersama keindahannya. Tak ada yang tahu ke mana Aare membawa Eril. Sampai detik ini semua masih menjadi misteri dan penuh tanda tanya.

Dan malam ini aku membaca postingan Ibunda Eril yang sangat menyilet hati
Kalimatnya dikemas dengan sangat apik dan mengusik hati pembacanya. Lengkap dengan potretnya yang duduk bersama suami dan anak bungsunya. Duduk menghadap Aare seolah sedang berpamitan dengan sang anak sebelum pulang meninggalkan Swiss.

Ibunda Atalia, perempuan tegar nan kuat. Patah hati dan keremukkan hatinya dikemas dengan sangat baik supaya tak tampak, namun sejatinya Ia adalah perempuan yang paling patah hatinya. 

Membayangkannya saja rasanya hati ini tak mampu. Pilu berkali-kali menyapaku membuat hati ini terkikis sembilu, manjatuhkan air mata kesedihan  kehilangan Eril. Padahal ia bukan siapa-siapa.

Tak kenal, namun sesedih inikah yang dirasakan hati. Yah, beginilah jika perempuan mengandalkan perasaannya. Namun, terlepas dari itu aku adalah seorang ibu. 

Eril telah membaur bersama semesta. Ia pergi meninggalkan sederet cerita yang sampai kapanpun akan membumi di dalam keluarganya. Tak akan lenyap meski hati telah berkata ikhlas. 

Tetap dalam penjagaan dan perlindungan terbaik dari pemilikmu yang sebenarnya, ya, Eril. Doa kami akan selalu membaur harum untukmu. 


22.53 WIT
Aare dan Eril








Posting Komentar untuk "Emmeril Kahn Mumtadz dalam Pelukan Aare"