Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Darah di Lembah Anai

Darah di Lembah Anai
(Irha Bin Thahir)

Malam merangkak memeluk senja
Hujan renyai berisik pelan
Membasuh kolam-kolam kecil 
Yang meminta di jalan

Temaram malam melenyapkan pasangan
Sebuah kabar terbawa angin
Pucuk-pucuk kenangan mulai menepi
Lembah Anai kembali menjamu tamu

Gerbang, lok, kereta berwajah sepuh
Kali ini ia menyerah pada landasan bisu
Denyut nadinya saling beririsan
Putus, dijemput maut
Tertidur pulas dalam buaian Anai

Sekelompok orang memacu langkah
Sidin ada di antara barisan
Kereta jatuh!
Kereta jatuh!
Seru suara yang tak bertuan
Di antara desak langkah kepanikan

Sidin terpaku, membisu
Menyaksikan Anai yang merasa menang
Menelan potongan-potongan besi kereta
Menumpuk tubuh-tubuh manusia
Menumpuk barang-barang

Anai kembali berkuasa
Dihisapnya kucuran darah mengalir
Jerit tangis minta tolong
Bak nyanyian malam yang tak lagi syahdu
Ngeri

Sidin beringsut pada sebuah suara lesuh
Pada tubuh-tubuh yang masih bergerak
Pada tubuh-tubuh yang berisik
Pada potongan tubuh-tubuh 
Pada tubuh-tubuh pucat yang diam; mati.

Posting Komentar untuk "Darah di Lembah Anai"